Kenangan dalam kotak diujung ruanganku

Thursday, May 23, 2013


Pagi ini aku kembali buka lembar lalu. Yang dulu pernah aku simpan rapi di sebuah kotak ujung ruanganku. Tanganku kembali membuka kotak itu, tanpa perintahku. Mungkin hati yang memerintahkannya, aku enggan menanyakan kenapa kedua tanganku membukanya. Lakban dan tutup kardus itu pun sudah terbuka dari segala yang menghalanginya. Mataku tertuju pada sebuah cd tua yang entah apa isinya. Merasa tertarik, tanganku segera memutar cd itu, dan seketika aku dibuat tersenyum melihat isinya. Isinya adalah saat dimana aku berjuang demi seorang gadis yang aku sayang yang tak pernah akan aku dapatkan. Disitu, aku berjuang membuat sebuah film pendek tentang ulang tahunnya. Setiap detik filmnya kenangan yang lalu kian muncul dalam benak diri, satu per satu menunjukkan kalau kenangan itu nyata adanya. Aku ingat, seberapa besar usahaku untuk mengumpulkan materi dalam film itu. Aku juga ingat seberapa giatnya aku mengerjakan itu. Sekedar sebagai hadiah ulang tahunnya yang sangat telat saat ku berikan karena tuntutan waktu. Kenangan itu terus muncul, bahkan saat kita pertama bertemu pun diputarkannya kembali. Aku ingat saat awal kelas 1 SMA kita berjalan bersama untuk pertama dan terakhir kalinya, kesebuah tempat perbelanjaan sepulang sekolah. Aku ingat setiap pokok dari pembicaraan kita saat itu, itu masa paling indah buatku. Seketika itu muncul air dari mata ini, mengingat sesuatu yang penting yang pernah aku lupakan saat itu. Janjiku. Aku lupa akan janjiku perihal menunggu kamu. Bahkan untuk 2,5 tahun atau sampai kapanpun itu. Aku terlanjur melanggar janjiku. Aku terlalu dibuai waktu kala itu yang menjanjikan kepulanganmu ke hati ini. Aku sudah gagal dalam mengejarmu. Karena itu aku tutup kenangan tentang kamu dalam kotak ujung ruanganku, agar itu jadi saksi bisu kalau aku pernah berusaha untuk bersama dia. Gadis yang aku sukai satu-satunya sampai 2,5 tahun lamanya.

Tangan ini mulai menghentikkan cd itu berputar untuk memunculkan kenangan itu, sebelum terlambat dan mata ini kian mengeluarkan airnya, sebelum semakin sakit hatinya karena terus menerus melihat adegan perputaran kenangan itu didepan matanya. Lekas dia mengeluarkan cd dari pemutar cdnya, dan mengembalikannya kedalam kotak tua itu. Ia menutupnya perlahan, berusaha menjaga semuanya seperti sedia kala, tanpa ada yang rusak atau tergores sedikitpun keadaannya. Setelah tertutup rapih, ia mengembalikannya ke ujung ruangan tempat sebelumnya kotak itu berada dan menaruhnya disana. Sambil tersenyum melihat kotak itu, bibir ini mulai berkata “Aku masih sayang kamu” disela air mata yang turun namun mulai perlahan frekuensinya ia berusaha tersenyum simpul dalam keadaan kala itu. Tapi tangan enggan membiarkan ia bersedih akan kenangannya, ia menyeka air mata yang keluar dengan tangannya. Seolah tampak tegar selepas tangisan, sepatah kata mulai muncul lagi dari bibir ini “Aku harus pergi, terima kasih” ia berkata demikian, dan bergegas meninggalkan kotak itu sendiri menutup kenangan kala itu.

Tersadar atas kepergiannya, ia sadar bahwa ini tidak benar. Menangisi yang tidak pantas untuk dirinya itu kesalahan terbesar. Sebab, kala itu hanya dia yang berusaha untuk bersama gadisnya. Namun tidak sebaliknya. Cinta takkan pernah berhasil kalau hanya satu pihak yang usaha. Dua pihak harus saling usaha untuk terus bersama atau agar dapat bersama. Itu yang membuat dia sadar bahwa memang sudah waktunya untuk pergi meninggalkan gadisnya. Walau masih berharap akan kembalinya gadis itu dalam peluknya, dia enggan berharap banyak untuk itu. Sebab masih akan banyak waktu untuk mengisi hari – hari kedepannya.

Dan biarlah kotak itu terus tersimpan di tempatnya, mungkin sesekali akan aku lihat kembali. Untuk sekedar memuaskan dahaga rindu akan kamu. Suatu saat aku janji akan buka kotak itu kembali, dan mungkin kala itu aku bisa dengan kamu? Siapa tahu:))

0 comments:

Post a Comment