Pagi ini aku kembali buka lembar lalu. Yang dulu pernah aku simpan rapi
di sebuah kotak ujung ruanganku. Tanganku kembali membuka kotak itu, tanpa
perintahku. Mungkin hati yang memerintahkannya, aku enggan menanyakan kenapa
kedua tanganku membukanya. Lakban dan tutup kardus itu pun sudah terbuka dari
segala yang menghalanginya. Mataku tertuju pada sebuah cd tua yang entah apa
isinya. Merasa tertarik, tanganku segera memutar cd itu, dan seketika aku
dibuat tersenyum melihat isinya. Isinya adalah saat dimana aku berjuang demi
seorang gadis yang aku sayang yang tak pernah akan aku dapatkan. Disitu, aku
berjuang membuat sebuah film pendek tentang ulang tahunnya. Setiap detik
filmnya kenangan yang lalu kian muncul dalam benak diri, satu per satu
menunjukkan kalau kenangan itu nyata adanya. Aku ingat, seberapa besar usahaku
untuk mengumpulkan materi dalam film itu. Aku juga ingat seberapa giatnya aku
mengerjakan itu. Sekedar sebagai hadiah ulang tahunnya yang sangat telat saat
ku berikan karena tuntutan waktu. Kenangan itu terus muncul, bahkan saat kita
pertama bertemu pun diputarkannya kembali. Aku ingat saat awal kelas 1 SMA kita
berjalan bersama untuk pertama dan terakhir kalinya, kesebuah tempat
perbelanjaan sepulang sekolah. Aku ingat setiap pokok dari pembicaraan kita
saat itu, itu masa paling indah buatku. Seketika itu muncul air dari mata ini,
mengingat sesuatu yang penting yang pernah aku lupakan saat itu. Janjiku. Aku
lupa akan janjiku perihal menunggu kamu. Bahkan untuk 2,5 tahun atau sampai
kapanpun itu. Aku terlanjur melanggar janjiku. Aku terlalu dibuai waktu kala
itu yang menjanjikan kepulanganmu ke hati ini. Aku sudah gagal dalam
mengejarmu. Karena itu aku tutup kenangan tentang kamu dalam kotak ujung
ruanganku, agar itu jadi saksi bisu kalau aku pernah berusaha untuk bersama
dia. Gadis yang aku sukai satu-satunya sampai 2,5 tahun lamanya.
Tangan ini mulai menghentikkan cd itu berputar untuk memunculkan
kenangan itu, sebelum terlambat dan mata ini kian mengeluarkan airnya, sebelum
semakin sakit hatinya karena terus menerus melihat adegan perputaran kenangan
itu didepan matanya. Lekas dia mengeluarkan cd dari pemutar cdnya, dan
mengembalikannya kedalam kotak tua itu. Ia menutupnya perlahan, berusaha
menjaga semuanya seperti sedia kala, tanpa ada yang rusak atau tergores sedikitpun
keadaannya. Setelah tertutup rapih, ia mengembalikannya ke ujung ruangan tempat
sebelumnya kotak itu berada dan menaruhnya disana. Sambil tersenyum melihat
kotak itu, bibir ini mulai berkata “Aku
masih sayang kamu” disela air mata yang turun namun mulai perlahan
frekuensinya ia berusaha tersenyum simpul dalam keadaan kala itu. Tapi tangan
enggan membiarkan ia bersedih akan kenangannya, ia menyeka air mata yang keluar
dengan tangannya. Seolah tampak tegar selepas tangisan, sepatah kata mulai
muncul lagi dari bibir ini “Aku harus
pergi, terima kasih” ia berkata demikian, dan bergegas meninggalkan kotak
itu sendiri menutup kenangan kala itu.
Tersadar atas kepergiannya, ia sadar bahwa ini tidak benar. Menangisi
yang tidak pantas untuk dirinya itu kesalahan terbesar. Sebab, kala itu hanya
dia yang berusaha untuk bersama gadisnya. Namun tidak sebaliknya. Cinta takkan pernah berhasil kalau hanya
satu pihak yang usaha. Dua pihak harus saling usaha untuk terus bersama atau
agar dapat bersama. Itu yang membuat dia sadar bahwa memang sudah waktunya
untuk pergi meninggalkan gadisnya. Walau masih berharap akan kembalinya gadis
itu dalam peluknya, dia enggan berharap banyak untuk itu. Sebab masih akan
banyak waktu untuk mengisi hari – hari kedepannya.
Dan biarlah kotak itu terus tersimpan di tempatnya, mungkin sesekali
akan aku lihat kembali. Untuk sekedar memuaskan dahaga rindu akan kamu. Suatu
saat aku janji akan buka kotak itu kembali, dan mungkin kala itu aku bisa
dengan kamu? Siapa tahu:))
0 comments:
Post a Comment