Ada saat dimana dia bahagia, yang buat aku
makin cinta.
Ada saat dimana
dia tertawa, yang buat aku ikut tersenyum simpul melihatnya.
Ada saat dimana dia menari, yang buat aku ikut
tenggelam dalam tariannya.
Ada saat dimana dia tersenyum, yang buat aku jadi
pencandunya.
Dan ada saat dimana dia bersedih, yang buat aku
semakin enggan melepaskannya sekedar untuk melihat senyumnya kembali diujung
pipinya.
Tulisan ini aku buat untuk dia, yang sudah jadi alasan aku suka senyum
kembali. Kamu yang dulu aku tunggu, walau tanpa tahu siapa kamu dahulu. Iya,
kamu yang aku tunggu dahulu untuk duduk dibangku malamku. Akhirnya, resmi
datang bersama kilauan fajar dipagi hari. Sekedar menegaskan datangnya kamu
bersama mentari pagi. Aku mulai suka suasana saat itu. Moment itu sudah jadi
favorite ku saat ini yang sudah ada teman untuk menemani. Dia yang akan selalu
ada saat aku melihat pagi, dan dia pula yang akan selalu ada saat aku
mengakhiri senja ini. Yang jelas, tulisan kali ini menjelaskan aku tak sendiri,
bahwa sudah ada dia yang menemani , sebagai penawar rindu hati.
Pagi ini sudah jadi hari kebangkitanku akan malam lalu. Ia yang dahulu
pergi meninggalkan aku sendiri duduk dibangku malamku, sudah resmi hilang dalam
kenangan atas nama rinduku. Aku mengerti akan datangnya seorang kamu untuk
duduk kembali dibangku itu. Dan benar saja, pagi ini ada yang mampir dibangku
itu. Sesuai janji, aku akan mengupayakan agar ia nyaman duduk disana, dan
singkat cerita aku berhasil membuatnya nyaman disana. Hari demi hari sudah aku
lalui bersamanya, lewati segala macam jenis hari dan suasana saat duduk
dengannya, aku mulai terbiasa menikmati segala macam dunia dengannya.
Kali ini aku sedang menikmati pagiku, ditemani embun daun dan lembutnya
udara mentari. Masih ditempat yang sama, di terasku. Tapi kali ini dengan orang
yang berbeda, dan kenangan yang mulai dirajut bersama. Lalui setiap pagi
didepanku, bersama orang baru itu.
0 comments:
Post a Comment