Berawal dari malam
penuh sajak
Malam itu aku duduk diam di depan
teras rumahku. ditemani sepasang bangku teras, suara jangkrik, dan hembusan
angin yang menerpa dedaunan. lamunanku terfokus pada sepasang bangku itu. hanya
ada satu orang disana pikirku.. setelah terdiam cukup lama aku tersadar bahwa
kamu yang tidak ada.
Aku masih menunggumu bersama bangku
itu, bersama mimpiku aku ingin kamu ada disitu. sekarang maksudku. mungkin ini
buah dari tindakan yang aku lakukan hari lalu. yang menyebabkan kamu, pergi
diterpa angin sendu. haahh, tuhan.. aku rindu. malam ini rinduku memuncak, aku
ingin bersamamu malam itu. habiskan kisah berdua, berbagi cerita, atau sekedar
memuaskan dahaga akan rindu. tapi, satu pertanyaan besarku sampai saat ini.
apakah kamu juga sama merindu? disaat aku rindu? aku merasa hanya seperti rindu
sepihak.. kadang aku juga ingin tahu rasanya dirindukan.. sebab saat menjalin
kisah cinta kadang kalian perlu di- oleh seseorang tanpa alasan.
Suara jangkrik itu makin parau, dia
tahu aku sendiri malam ini. setidaknya, dia benar-benar menemani. suara itu
lambat laun makin semarak. bagai orchestra tengah malam.. mereka saling beradu
suara menyatukan sinkronisasi harmoni. Cuma satu yang kurang mungkin. iya,
hujan. suara riak air yang menyempurnakan segalanya. bisa kubayangkan mereka
bersatu dan meramaikan malamku. aku cinta dengan hujan. terutama sejak saat
itu. saat kita pertama bertemu.
Mungkin aku butuh hujan. hujan yang
bisa memutar kembali kenangan indah itu. bahkan setiap riak kecilnya menyimpan
helai demi helai cerita kita. itu pertama kalinya aku, bersama seorang wanita
yang aku sayang dibawah hujan ditengah kota. indah bukan? seandainya kamu sadar
itu, mungkin perpisahan itu tidak pernah terjadi. aku kembali pada hujan itu.
aku krisis air mata, dan hujanlah yang bisa mengeluarkannya. tuhan, tolong beri
aku hujan yang penuh makna. walau bukan bersama dia, biarkan aku mengeluarkan
sepenuhnya, agar tiada lagi kenangan yang tersisa..
Aku mulai beranjak dari bangku ku,
meninggalkan bangku itu resmi kosong bersama. karena pecuma, jika satu terisi
dan satu tidak, itu hal yang mustahil untuk bersama. bahkan untuk berdiam
sekalipun aku akan dianggap gila. sekarang dia kosong bersama. menunggu ada
yang mampir, dan duduk dibangku itu lagi. meski mungkin hanya sesaat, namun
saat itu aku akan menjamu dia dengan suguhan terbaik dan membuat bangku
senyaman mungkin agar yang duduk disana dapat merasa aman dan tentram. tenang,
aku tidak akan melakukan perbuatan jahat seperti membiarkanmu duduk sendiri..
aku pasti akan duduk disitu. bersama kamu. lewati malam penuh maknaku.
Entah siapapun kamu nantinya. aku
akan buat kamu merasa makhluk paling dihargai seantero bumi ini. aku janji.
0 comments:
Post a Comment