Berawal dari malam penuh sajak

Thursday, March 14, 2013



Berawal dari malam penuh sajak

              Malam itu aku duduk diam di depan teras rumahku. ditemani sepasang bangku teras, suara jangkrik, dan hembusan angin yang menerpa dedaunan. lamunanku terfokus pada sepasang bangku itu. hanya ada satu orang disana pikirku.. setelah terdiam cukup lama aku tersadar bahwa kamu yang tidak ada.

             Aku masih menunggumu bersama bangku itu, bersama mimpiku aku ingin kamu ada disitu. sekarang maksudku. mungkin ini buah dari tindakan yang aku lakukan hari lalu. yang menyebabkan kamu, pergi diterpa angin sendu. haahh, tuhan.. aku rindu. malam ini rinduku memuncak, aku ingin bersamamu malam itu. habiskan kisah berdua, berbagi cerita, atau sekedar memuaskan dahaga akan rindu. tapi, satu pertanyaan besarku sampai saat ini. apakah kamu juga sama merindu? disaat aku rindu? aku merasa hanya seperti rindu sepihak.. kadang aku juga ingin tahu rasanya dirindukan.. sebab saat menjalin kisah cinta kadang kalian perlu di- oleh seseorang tanpa alasan.

            Suara jangkrik itu makin parau, dia tahu aku sendiri malam ini. setidaknya, dia benar-benar menemani. suara itu lambat laun makin semarak. bagai orchestra tengah malam.. mereka saling beradu suara menyatukan sinkronisasi harmoni. Cuma satu yang kurang mungkin. iya, hujan. suara riak air yang menyempurnakan segalanya. bisa kubayangkan mereka bersatu dan meramaikan malamku. aku cinta dengan hujan. terutama sejak saat itu. saat kita pertama bertemu.

            Mungkin aku butuh hujan. hujan yang bisa memutar kembali kenangan indah itu. bahkan setiap riak kecilnya menyimpan helai demi helai cerita kita. itu pertama kalinya aku, bersama seorang wanita yang aku sayang dibawah hujan ditengah kota. indah bukan? seandainya kamu sadar itu, mungkin perpisahan itu tidak pernah terjadi. aku kembali pada hujan itu. aku krisis air mata, dan hujanlah yang bisa mengeluarkannya. tuhan, tolong beri aku hujan yang penuh makna. walau bukan bersama dia, biarkan aku mengeluarkan sepenuhnya, agar tiada lagi kenangan yang tersisa..

            Aku mulai beranjak dari bangku ku, meninggalkan bangku itu resmi kosong bersama. karena pecuma, jika satu terisi dan satu tidak, itu hal yang mustahil untuk bersama. bahkan untuk berdiam sekalipun aku akan dianggap gila. sekarang dia kosong bersama. menunggu ada yang mampir, dan duduk dibangku itu lagi. meski mungkin hanya sesaat, namun saat itu aku akan menjamu dia dengan suguhan terbaik dan membuat bangku senyaman mungkin agar yang duduk disana dapat merasa aman dan tentram. tenang, aku tidak akan melakukan perbuatan jahat seperti membiarkanmu duduk sendiri.. aku pasti akan duduk disitu. bersama kamu. lewati malam penuh maknaku.

            Entah siapapun kamu nantinya. aku akan buat kamu merasa makhluk paling dihargai seantero bumi ini. aku janji.

0 comments:

Post a Comment