Untuk malaikat kesayangan aku

Thursday, March 28, 2013


“Untuk malaikat kesayanganku.”

Aku mengadahkan kepalaku keatas pada hari itu. Aku masih menunggu datangnya malaikat kesayanganku.
Menunggu dia turun dari angkasa, bersama sayap sayap kecilnya.

Dia terbang perlahan turun ke bumi dan datang menyapaku.

Harus kamu tahu betapa bahagianya aku hari itu, itu hari pertemuan pertama aku bersama malaikat kesayanganku.
Suara demi suara yang keluar dari celotehannya selalu bisa buat aku rindu.
Entah ini apa, yang jelas setiap melihat candanya ada senyum simpul yang terpampang  jelas dalam raut muka ini.
Akhirnya aku tahu, aku sedang merasakan yang namanya cinta.
Bagaimana aku, bisa tidak suka?
Didepanku hadir nyata sebuah nampak keindahan surga.

Dia yang buatku cinta. 

Walau aku tahu ini salah rasanya, tapi aku bisa apa?
Pada akhirnya aku lebih memilih bersumpah pada semesta. Aku akan jaga dia.
Sekedar memastikan sayapnya tidak rapuh bila habis terjatuh.
Sekedar memastikan senyumnya tidak lenyap kala ditelan air mata yang disebabkan kepergian kekasihnya.
Sekedar memastikan agar dia tidak merasa sendiri saat semua beralih pergi dari hidupnya.
Aku akan jaga dia saat di bumi.
Biarlah aku akan jaga kamu dari balik bayangan senja.
Walau sudah ada dia yang disampingmu, aku janji tidak akan beralih dari sumpahku.
Tak perlu kamu pikirkan aku, aku bisa lalui itu.
Karena aku percaya, sampai akhirnya itu. Kisah “kalian” pasti akan beralih menjadi kisah “kita”. Untukku, untuk malaikat kesayanganku tentunya.

            *aku selalu ada loh buat kamu.. coba deh cek bbm kamu, ada aku disitu tulis pesan buat kamu. Cuma yaa belum terkirim aja, karna alasan pending dari surga. Dia gamau aku ganggu hubungan kalian soalnya.. baik yah surga? :)

Untitled #2

Aku masih terjebak waktu
Terjebak di masa lalu
Saat dimana kamu dan aku saling bertemu dan mencinta
Saat dimana semua terasa berwarna
Aku mencintaimu..
Disaat sebuah kata hanya formalitas.
Hanya untuk sekedar mengutarakan rasa, dan mengesampingkan semua problema yang ada..
Dan terus berharap dalam dunia penuh fantasi dan mimpi.
Aku di masa lalu yang masih mencintaimu.
Aku yang masih mengingat tiap jengkal kaki kecil kita untuk berpindah dan merajut kenangan berdua..
Mungkinkah kau yang terlalu cepat berpindah waktu?
Atau aku yang terlalu berlambat dan menikmati cerita dahulu?
Aku bukannya tidak bisa berpindah, aku hanya belum mau pindah.
Cerita dulu yang masih bermain main di genggaman ku, seolah olah enggan melepaskan tuannya..
Aku sudah mati untukmu bersama kenangan kita yang kau kubur terlebih dahulu.
Namun kesalahanku, yang masih berusaha menggalinya seakan tak mau dia termakan oleh bumi dan terlupakan oleh usia.
Kini aku masih disini..
Masih bersama cerita dulu yang terus menemaniku, tanpamu, dalam wujud nyata.
Aku memilikimu.. walau hanya dalam sebuah kata.
Dan bukannya realita.
Sekedar menjauh bukan jawaban yang pasti untukku melupakanmu.
Aku akan makin tersiksa karna itu.
Karena prinsipku..
Menjulurkan tanganku, kapanpun kau berlutut tak bisa berdiri menahan perihnya terjatuh karna pergi ditinggalkan kekasihmu..
Menopang muka mu dengan bahuku, hanya untuk sekedar menahan tangismu akan sedih karna dipermainkan oleh kekasihmu..
Menyeka air matamu, hanya untuk meyakinkanmu kalau kekasihmu bukan orang yang pantas untuk bersamamu karna telah menyakitimu..
Menjadi detak jantungmu, hanya untuk agar kau dapat hidup dikemudian hari dan kau dapat mencari dimana kekasih impianmu..
Semua kulakukan untuk kebaikanmu dan kuusahakan yang terbaik buatmu.
Tapi seperti yang kubilang.
Disaat sebuah kata hanya formalitas belaka...
Nyata nya aku tak dapat lakukan apapun untuk sekedar melindungimu.
Bahkan untuk melihat matamu pun aku sudah tak sanggup.
Tuhan, apakah ini yang namanya jatuh cinta?
Berusaha untuk melakukan yang terbaik tanpa mengharapkan balasan..
Hanya untuk melihatmu tersenyum atas apa yang aku korbankan.
Semua yang kuberikan hanya hadiah dalam semusim..
Karna musim berikutnya kau akan lupakan itu dan melangkah jauh meninggalkan ku yang terus berusaha mengejarmu.
Kalau ku perhatikan, bukan kau yang terus meninggalkanku secara cepat.
Kau tinggalkan aku dan berubah dengan perlahan..
Hanya aku yang terdiam dan merasa semua akan tetap sama.
Terlambat saat ku sadari kau telah berubah menjadi orang yang tak ku kenal.
Berubah karna tuntutan waktu dan teman..
Sedangkan, aku diam tak ada perkembangan.

Disaat sebuah kata hanya formalitas.
Memang, aku tak dapat lakukan apapun buatmu dibanding orang yang kau sayang.
Tapi ingatlah suatu saat ingatan tentangmu, suara mu, senyuman mu dan semua yang pernah kau perbuat terhadapku.. pasti akan kulupakan..
Tapi aku tak akan pernah mau melupakan, fakta kalau aku pernah mencintaimu.
Kita hidup dimasa yang berbeda.
Kau nikmati masa sekarang dan terus berkembang
Dan aku tetap dalam duniaku yang kuanggap indah dan penuh fantasi serta optimisme tingkat tinggi
Namun, meski kita hidup dimasa yang berbeda...
Aku yakin, saat dimana kita melihat langit
Disitulah kita saling berpandangan satu sama lain
Di waktu yang sama..
Tempat yang sama..
Aku inginkan kau untuk tetap mengingatku
Karna aku akan selalu begitu..
Sebab, cintaku adalah cinta yang sederhana, dimana aku ingin menikahimu..

Dibalik jendela hujanku. Aku masih diam penuh kata tunggu


Dibalik jendela hujanku. Aku masih diam penuh kata tunggu.

Hujan itu datang lagi. Lebih besar kini.
Mungkin dia mengerti, penunggunya sedang rindu.
Rindu dengan suaranya. Suara candanya yang selalu bisa buat aku tersenyum simpul itu.
Suara hujan itu seakan mengajak penunggunya masuk lebih dalam kedunia penuh kata tunggu.
Dan aku terlelap dalam situ.
Aku terlalu nyaman dengan hujanku.
Kini aku dibalut selimut dan ditemani susu hangat selagi menulis ini.
Kali ini, muncul satu pertanyaan dalam hujan kali itu.

            “Apa benar, aku harus menunggu?”

Entahlah, aku risau akan pertanyaan itu.
Aku teguk lagi gelas demi gelas susu hangatku.
Sekedar memastikan badan ini tidak terlalu kedinginan.
Sebab sejak seminggu lalu. Badan ini sudah terlalu dingin karena rindu yang sudah ditelan waktu.
Kamu sudah tidak perduli bukan? :))

            Hari ini hujan itu makin lebat

Hujan itu makin lebat, diselingi kilat ia menjelaskan pada senja kalau kali ini gilirannya.
Giliran ia yang jadi penawar rinduku katanya.
Suaranya yang menerobos tiap sela jendelaku meyakinkan aku kalau dia benar mengatakan itu.
Tapi, aku sudah  tidak berhak larut dalam hujan itu.
Dia sudah beda pemiliknya.
Suaranya pun terkesan penuh keterpaksaan kali ini.
Itu bukan hujanku. Hujanku jauh lebih beradab dibanding ini.
Mungkin ini juga tanda dari semesta.
Bahwasanya kisah kita memang sudah harus berakhir adanya.
Ditandai hujan yang makin lebat tiap harinya. Aku sadar kalau kamu memang sudah bukan disini lagi tempatnya.
Tempatnya sama dia tepatnya.





Ya, ini buat kalian.

Thursday, March 21, 2013



Senja ini beda lagi.

Aku di sudut kamarku, seperti biasa menunggu turunnya hujan di balik jendela itu.
“Semoga dia datang. Aku harus bilang selamat tinggal.” Pikirku
Karena, hari ini hujan itu resmi bukan buat aku lagi.
Hujan yang biasanya jadi penawar rindu. Beralih pergi dari sudut kamarku.
Pemilik dia, sudah bukan aku lagi.
Dia resmi jadi milik orang itu. 
Itu loh, yang lagi disebelah kamu itu..
Pada akhirnya, hujan itu juga harus pergi ikut kamu.

Walau hanya sebentar, waktunya cukup mengisi buatku.
Haah, apa memang sudah tradisinya kalau ada yang pergi, kenangan dengan yang pergi itu pun ikut mengikuti jejaknya?
Setidaknya aku harap hujan itu tetap disini. Menemani senjaku yang penuh kata tunggu.
Karena dia, satu - satunya yang bisa buat aku ingat sama kamu.
Entahlah, sudah sepantasnya aku tidak bicara begini.
Ini hari jadi kalian. Aku enggan merusak itu.
Jadi, Selamat dulu buat kalian.
Jaga baik - baik hujanku. Hujan penuh kenangan itu.

Untuk kalian, aku doakan dari sudut kamarku.


“Semoga dia bisa bahagiakan kamu. Selayaknya, melebihi aku.”
“Semoga dia bisa jaga kamu. Selayaknya, melebihi aku.”
“Semoga dia bisa sayang sama kamu. Tapi, soal ini dia gabisa melebihi aku.”

Untuk musisi

Tuesday, March 19, 2013

“Musisi itu pekerjaan yang mulia, mereka menyusun kata dilatar belakangi susunan nada. Buat orang mudah mencerna dan mudah suka.” *semoga semua musisi didunia masuk surga….


“Lagu dan music itu indah. Sekedar dari judul, kita bisa mengartikannya lebih. Entah itu bahagia atau tidak. Aku yakin semua orang didunia pasti mendengarkannya. Sebab mereka membuat kata jadi universal walaupun itu kata mereka pada dasarnya. “